EDISIKINI.COM, DESA NEWUNG, SUKODONO – Masalah sampah organik menjadi perhatian serius di Desa Newung. Safinah mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro hadir dengan solusi inovatif. Dalam bimbingan Ibu Riza Susanti, S.T., M.T., melalui program pembuatan komposter dari ember bekas, mahasiswa mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Pada Sabtu (2/07/24), puluhan ibu-ibu berkumpul di rumah Ibu Siti Istiana selaku salah satu warga Desa Newung untuk mengikuti demonstrasi langsung pembuatan alat komposter. Dengan antusias, mereka belajar cara pembuatan alat komposter skala rumah tangga dengan alat dan bahan seadanya.
Metode yang sederhana dan bahan-bahan yang mudah didapat, membuat para peserta berhasil menciptakan komposter sendiri. Safinah menjelaskan bahwa alat komposter skala rumah tangga terdapat 3 model.
Model 1 membutuhkan 2 ember bekas yang ditumpuk menjadi satu dengan bagian pertemuan antara 2 ember dilubang sehingga air dari limbah rumah tangga akan mengalir ke ember bawah. Ember bawah diberi keran sehingga mempermudah pemakaian. Model 1 dapat menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Ember atas akan menghasilkan pupuk organik padat dan ember bawah akan menghasilkan pupuk organik cair.
Model 2 hanya membutuhkan 1 ember dengan keran. Model 2 hanya dapat menghasilkan pupuk organik cair. Sedangkan untuk model 3 hanya dapat menghasilkan pupuk organik padat karena menggunakan satu ember tanpa keran. Ibu rumah tangga bebas memilih model alat komposter yang sesuai dengan kebutuhan.
“Program ini sangat bermanfaat bagi kami,” ungkap salah satu peserta. “Selain mengurangi volume sampah, kami juga bisa berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.”
Alat komposter skala rumah tangga hasil demonstrasi sudah mulai digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk menerapkan teknologi sederhana namun berdampak besar bagi lingkungan.
Editor: Nur Ardi