Tak bisa dipungkiri, jika suku Bugis adalah salah satu suku di tanah air yang terkenal sebagai pelaut sejati. Melalui tangan para masyarakat suku Bugis inilah, lahir kapal phinisi, yang dikenal hingga seantero dunia.
Hal ini dikarenakan, kapal layar dari Makassar tersebut sukses menarik perhatian dunia, sebagai kapal layar yang berhasil mengelilingi dunia. Kepopulerannya berhasil menandingi kapal-kapal lainnya yang dibuat dengan konstruksi modern. Maka tak heran, jika akhirnya kapal ini dijadikan sebagai kapal percontohan bagi kapal-kapal lainnya di Indonesia.
Sejarah Penyebutan Kapal phinisi
Phinisi merupakan nama yang diberikan oleh I Manyingarang Dg makkilo yang merupakan raja dari Tallo, yang merupakan bagian dari suku Bugis. Beberapa ahli mengatakan, bahwa sang raja menamai kapalnya dengan nama phinisi, dikarenakan nama tersebut memiliki 2 arti.
Diantaranya picuru, yang bermakna contoh yang baik, serta binisi, yang memiliki arti seekor ikan kecil, namun terkenal tangguh, dan tidak terpengaruh oleh badai dan ombak. Sementara dalam bahasa bugis, phinisi diartikan sebagai sisip, atau menyisipkan.
Dimana panisi, bermakna sisip, serta mappanisi, yaitu menyisipkan. Terlepas dari itu semua, para ahli berpendapat bahwa mungkin saja, nama phinisi diambil dari bahasa Jerman ataupun Perancis. Hal ini dikarenakan, kapal phinisi memiliki bentuk seperti kapal layar yang berukuran sedang. Sama persis dengan istilah yang digunakan oleh masyarakat Jerman dan juga Perancis, dalam menyebutkan sebuah kapal layar.
Ciri Khas dari Kapal Layar phinisi
Bisa dibilang, kapal layar jenis phinisi adalah kapal tradisional yang terbuat dari kayu, namun berhasil membuktikan sebagai kapal yang tangguh, yang bisa disejajarkan dengan kapal-kapal modern pada masa itu. Tepatnya sekitar tahun 1900an.
Dengan kejayaan kapal layar ini juga, secara tidak langsung mulai mengangkat nama suku Bugis dan juga negara Indonesia pada masa itu, sebagai pelaut sejati. Bahkan, salah satu kapal terbesar yang dimiliki oleh suku Bugis ini, kini diabadikan sebagai kapal pertama milik Indonesia, yang berhasil mengelilingi dunia.
Adapun ciri khas dari kapal jenis phinisi kebanggaan Indonesia ini di antaranya :
Memiliki 7-8 Layar
Kapal jenis phinisi milik suku Bugis dan juga kebanggaan indonesia ini memiliki sekitar 7 hingga 8 layar, yang terpasang pada 2 tiang. Semua layar ini diatur dengan cara mirip dengan sebuah sekunar-keci. Dalam arti, layarnya terdiri dari layar depan dan belakang (sekunar). Bukan itu saja, tiang yang berada di layar kapal tersebut berukuran lebih pendek dari layar yang berada dekat haluan (keci).
Layar Agung yang Digulung Seperti Tirai
Layar agung pada kapal jenis phinisi umumnya berbeda dengan kapal layar lainnya. Dimana layar agung ini digulung menuju tiang, hingga sekilas mirip dengan sebuah tirai. Sementara gap, yang biasanya digunakan untuk menurunkan layar, pada jenis kapal lainnya. Namun pada kapal jenis phinisi ini, gap tersebut digunakan derek geladak, bilamana telah berada di pelabuhan.
Memiliki 2 Jenis Lambung
Jika sebelumnya kapal jenis phinisi ini dibuat secara tradisional, maka kini seiring dengan perkemabangan zaman, kapal jenis phinisi ini dibuat dengan sentuhan modern. Salah satu ciri yang paling terlihat yaitu pada jenis lambung kapal yang dimiliki. Sehingga bisa dikatakan, jenis lambung kapal jenis phinisi ini terdiri dari 2 jenis. Diantaranya :
- Palari. Merupakan jenis lambung tradisional. Dimana terdiri dari lunas yang melengkung serta ukurannya lebih kecil. Terdiri dari 2 buritan, yang digunakan untuk mengemudikan kapal
- Lamba/Lambo. Merupakan lambung kapal yang sering ditemukan pada kapal jenis phinisi modern, yang menggunakan tenaga diesel. Pada jenis lambung Lamba/Lambo ini, hanya terdiri dari 1 kemudi saja. Meskipun ada yang memiliki 2 buritan, namun yang digunakan hanya 1 buritan/kemudi saja
Dibuat dengan Melalui Serangkaian Langkah
Dalam pembuatan kapal jenis phinisi, tidak bisa dilakukan asal-asalan. Pada umumnya, semua awak kapal dan semua yang terlibat, harus melakukan serangkaian ritual, yang sesuai dengan adat suku Bugis. Ritual ini dilakukan dari mulai pemilihan kayu untuk dijadikan kapal, penebangan kayu, awal pembuatan kapal, hingga di hari peluncuran kapal.
Itu dia beberapa informasi yang terkait dengan sejarah penamaan hingga ciri khas dari kapal phinisi ini. Semoga informasi tersebut bisa menambah pengetahuan Anda, seputar kapal layar kebanggaan Indonesia ini.