Lingkungan bermain merupakan salah satu elemen penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Tempat ini seharusnya menjadi ruang yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak untuk berinteraksi, belajar, dan bereksplorasi.
Namun, kenyataannya, tidak semua lingkungan bermain memberikan dampak positif. Beberapa justru menghadirkan berbagai risiko yang berbahaya, seperti kurangnya pengawasan, fasilitas yang tidak layak, hingga situasi sosial yang tidak mendukung.
Lingkungan bermain yang tidak sehat bukan hanya mengancam keselamatan fisik anak, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan psikologis dan emosional mereka dalam jangka panjang.
Mengungkap Akar Masalah Lingkungan Bermain yang Tidak Sehat
Lingkungan bermain anak bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar mereka, seperti anak-anak di sekitar Musholla Idul Fitri Seberang Ulu 1 Palembang yang menjadikan sungai sebagai tempat bermain mereka.
Seperti yang diungkapkan oleh Farhan “Kita kalo main ke sungai kadang mancing, kadang juga berenang, kami sudah biasa sama air yang keruh.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa anak-anak disana sudah sering terpapar air yang tercemar dan keruh saat sedang bermain. Hal ini tentu memberikan risiko yang serius terhadap kesehatan fisik mereka.
Masyarakat yang baik merupakan masyarakat yang sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi, budaya buruk masyarakat mengenai pengelolaan sampah masih menjadi akar pemasalahan lingkungan yang terus menjamur sampai sekarang.
Sampah domestik yang tidak dikelola dengan baik masih menjadi permasalahan utama, terutama jika dibuang ke tempat yang tidak semestinya seperti membuang langsung ke sungai atau pinggir jalan. Seperti yang diungkapkan oleh Arya “Banyak orang yang buang sampah di sungai jadi numpuk semua di bawah rumah, jadi kalo main disini nyamuknya banyak sekali.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebiasaan buruk tersebut tentu memberikan dampak yang buruk pula terhadap lingkungan. Kebiasaan ini membuat lingkungan bermain anak menjadi kurang nyaman dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit akibat vektor.
Ancaman Kesehatan dari Tempat Bermain yang Tidak Sehat
Lingkungan bermain yang tidak sehat juga dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap anak, baik dari segi fisik, psikologis, maupun perilaku sosial. lingkungan yang kotor dapat meningkatkan risiko penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, diare, atau penyakit kulit. Selain itu, jika lingkungan bermain tidak aman, seperti permukaan yang tidak rata, benda tajam membuat risiko cedera fisik pada anak menjadi lebih tinggi. Kurangnya aktivitas fisik yang optimal di lingkungan bermain yang tidak mendukung juga dapat memicu masalah kesehatan jangka panjang, seperti obesitas atau gangguan perkembangan motorik.
Dampak psikologis juga menjadi masalah yang tidak kalah serius. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan bermain yang tidak sehat cenderung merasa cemas, stres, atau tidak nyaman karena kurangnya rasa aman. Lingkungan yang berbahaya atau penuh kekacauan dapat menghambat kreativitas dan imajinasi anak.
Dalam jangka panjang, mereka mungkin merasa kurang percaya diri dan kesulitan mengekspresikan diri karena keterbatasan ruang bermain yang kondusif untuk eksplorasi. Kondisi ini juga dapat memicu perasaan frustasi yang berdampak pada kesehatan mental anak.
Sementara itu, perilaku sosial anak juga dapat terganggu akibat lingkungan bermain yang tidak sehat. Anak-anak yang sering terpapar lingkungan yang tidak mendukung cenderung memiliki keterbatasan dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka mungkin menjadi kurang bersemangat untuk bersosialisasi atau mengembangkan keterampilan interpersonal, seperti berbagi, bekerja sama, dan memecahkan masalah bersama.
Solusi Cerdas Mengatasi Lingkungan Bermain yang Tidak Sehat bagi Anak
Untuk mengatasi permasalahan lingkungan bermain yang tidak sehat bagi anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui peningkatan infrastruktur dan pemeliharaan tempat sampah serta kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Seperti yang diungkapkan oleh Hana “kalo ada kotak sampah dibuang kotak sampah, tpi kalo ga ada buang sembarangan aja.”
Pernyataan ini menunjukkan kondisi kotak sampah di lingkungan bermain anak tidak memadai dan mencukupi dalam pengelolaan sampah. Salah satu langkah yang dapat diterapkan yaitu dengan meningkatkan jumlah tempat sampah di area bermain, cara sederhana yang dapat dilakukan seperti membuat tempat sampah sederhana dengan memanfaatkan drum atau ember plastik yang tidak terpakai. Wadah tersebut dapat dicat dan diberi label untuk memisahkan sampah organik dan anorganik, dengan perawatan yang dilakukan secara bergiliran oleh warga sekitar. Selain itu, gotong royong bersama menjadi cara terbaik untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat seperti membersihkan lingkungan sekitar, menanam tanaman untuk memperindah suasana, serta memperbaiki fasilitas sederhana dapat dilakukan bersama, sehingga tidak hanya meningkatkan kebersihan tetapi juga mempererat solidaritas.
Solusi lainnya yaitu dengan menjalin kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan bermain yang bersih dan sehat. Pemerintah bisa berperan dengan mengadakan program edukasi supaya masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan bermain untuk kesehatan anak-anak. Pemerintah daerah juga perlu menetapkan aturan tegas, seperti melarang pembuangan sampah sembarangan di area bermain, serta memberikan sanksi kepada pelanggarnya. Selain itu, pengalokasian anggaran untuk pemeliharaan fasilitas dan pengawasan yang melibatkan masyarakat akan membantu menjaga kualitas lingkungan bermain anak. Dengan langkah-langkah ini, lingkungan bermain dapat mendukung tumbuh kembang anak secara fisik maupun mental.
Penulis : Anisya Indah A., Annisa J., Bunga Cyntia B., Disky O., Lukas Leo A., Nahru S. dan Zahratussyifa