EDISIKINI.COM, KEDIRI – Mahasiswa Program Studi Fisika dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur menjalani kegiatan magang di Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Dhoho Kediri selama bulan Februari hingga Mei 2025. Salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini adalah Fina Nidha Ulmu Fidha, dengan dosen pembimbing akademik Nenni Mona Aruan, S.Pd., M.Si., serta dibimbing secara langsung di lapangan oleh Satria Kridha Nugraha, S.Tr., M.Si.
Selama masa magang, mahasiswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan teknis yang menjadi bagian dari operasional BMKG, salah satunya adalah pengamatan cuaca. Pengamatan dilakukan secara rutin dan mencakup berbagai parameter atmosfer seperti suhu udara, kelembaban, tekanan, arah dan kecepatan angin, visibilitas, serta kondisi awan dan fenomena cuaca seperti kabut, hujan, atau badai. Selain itu, kegiatan ini membuka wawasan baru bahwa laporan sederhana yang hanya terdiri dari beberapa baris kode, sebenarnya berasal dari proses observasi, analisis, dan pelaporan yang sangat terstruktur dan terstandarisasi.

Untuk kebutuhan operasional penerbangan, hasil pengamatan cuaca digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan METAR (Meteorological Aerodrome Report). METAR adalah laporan cuaca bandara yang disusun secara berkala dan digunakan oleh pilot, maskapai, serta petugas lalu lintas udara untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan. Penyusunannya harus mengikuti format standar internasional yang telah ditetapkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Pengamatan cuaca untuk METAR dilakukan setiap 30 menit sekali menggunakan acuan waktu UTC (Universal Time Coordinated). Di wilayah Indonesia bagian barat, waktu UTC disesuaikan dengan penambahan tujuh jam (UTC+7). Sebagai contoh, pengamatan pada pukul 00.00 UTC berarti dilakukan pada pukul 07.00 WIB, sementara 00.30 UTC berarti pukul 07.30 WIB. Dengan ritme tersebut, dalam satu hari terdapat 48 pengamatan rutin yang harus dilaksanakan secara konsisten.
Setelah data cuaca terkumpul, proses berikutnya adalah mengubah data tersebut menjadi format METAR yang ringkas dan terstandarisasi. Laporan ini memuat informasi seperti arah dan kecepatan angin, visibilitas, suhu dan titik embun, tekanan udara (QNH), tutupan dan jenis awan, serta fenomena cuaca penting. Misalnya, hujan ringan akan dikodekan sebagai “-RA”, sedangkan kabut ditulis sebagai “BR”. Angin dilaporkan berdasarkan arah dalam derajat kompas disertai kecepatannya dalam satuan knot. Setiap elemen harus disusun dengan urutan dan kode yang tepat, agar dapat dipahami secara universal oleh pengguna layanan penerbangan di seluruh dunia. Laporan yang telah dikodekan selanjutnya diunggah ke sistem internal BMKG, yaitu BMKGSoft. Melalui sistem ini, laporan METAR dari berbagai stasiun meteorologi dapat diakses oleh instansi nasional maupun internasional melalui jaringan Global Telecommunication System (GTS). Seluruh kegiatan magang ini berkontribusi langsung terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Tujuan ke-13: Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Dengan ikut serta dalam pengumpulan dan analisis data cuaca, mahasiswa berperan dalam sistem peringatan dini bencana dan pengambilan kebijakan berbasis data iklim.
Kegiatan magang di BMKG Dhoho Kediri memberikan pengalaman langsung yang sangat berharga dalam memahami proses pengamatan cuaca dan penyusunan laporan METAR secara sistematis. Proses ini menunjukkan bahwa berbagai mata kuliah yang dipelajari di jurusan Fisika, seperti Termodinamika, Fisika Matematika, dan Pengolahan Data, memiliki keterkaitan nyata dengan kegiatan operasional di BMKG. Selain menambah pemahaman teknis, magang ini juga membentuk sikap disiplin, ketelitian, dan tanggung jawab dalam mengikuti standar pelaporan internasional. Pengalaman ini menjadi bukti bahwa Fisika memiliki potensi besar untuk berkontribusi di instansi seperti BMKG, baik dalam aspek pengamatan, analisis data, hingga pelayanan informasi cuaca kepada masyarakat.