Berita  

Macron Menyapa Generasi Muda Indonesia: Harmoni Pendidikan dan Pertahanan dalam Diplomasi Modern

Avatar photo
Macron Menyapa Generasi Muda Indonesia: Harmoni Pendidikan dan Pertahanan dalam Diplomasi Modern
Presiden Prancis, Emmanuel Macron berswafoto dengan para pelajar dan mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

EDISIKINI.COM — Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025 menjadi salah satu sorotan penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan kenegaraan ini tidak sekadar seremoni diplomatik, tetapi juga momentum strategis yang menyentuh ranah pendidikan dan pertahanan secara langsung. Dua titik penting yang dikunjungi oleh Macron, yaitu Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Akademi Militer (Akmil) Magelang yang memancarkan pesan kuat mengenai prioritas masa depan kerja sama Prancis-Indonesia.

Latar belakang kunjungan ini sangat relevan dengan kondisi global saat ini. Di tengah ketegangan geopolitik dan meningkatnya tantangan perubahan iklim serta transformasi digital, Macron membawa agenda diplomasi yang menekankan sinergi antarnegara, terutama dengan negara-negara mitra strategis seperti Indonesia. Prancis melihat Indonesia sebagai jangkar stabilitas di Asia Tenggara dan pintu masuk penting dalam kawasan Indo-Pasifik.

Universitas Negeri Jakarta menjadi sorotan publik nasional dan internasional saat diumumkan sebagai satu-satunya kampus yang akan dikunjungi Presiden Macron. Pemilihan ini tentu mengandung makna simbolis: Prancis ingin menyentuh langsung dunia pendidikan Indonesia, berbicara dengan generasi muda, dan membangun pemahaman lintas budaya yang lebih dalam. Ini merupakan pendekatan diplomasi publik yang jarang dilakukan oleh pemimpin negara besar.

Momen kedatangan Macron di UNJ pada 28 Mei 2025 disambut meriah oleh ratusan mahasiswa dan pelajar dari Lab School. Ia disambut langsung oleh Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin. Mahasiswa dan pelajar melambaikan bendera kecil Prancis dan Indonesia, menciptakan suasana hangat yang jauh dari kesan formal protokoler. Bahkan, Macron tidak segan berswafoto dengan para pelajar yang menunjukkan karakter kepemimpinannya yang membumi.
(Sumber: Kompas, 2025)

Suasana akrab tersebut berlanjut ke dalam forum diskusi yang dihadiri lebih dari 700 mahasiswa. Dalam kesempatan itu, Macron menjawab berbagai pertanyaan dari mahasiswa seputar perubahan iklim, geopolitik, dan hubungan ekonomi Prancis-Indonesia. Salah satu kejadian menarik adalah saat terjadi gangguan teknis pada mikrofon. Alih-alih merasa terganggu, Macron merespons dengan santai dan humoris, “It’s okay for you?” yang memperlihatkan empatinya terhadap situasi lokal. (Sumber: Detik Edu, 2025)

Kunjungan ke UNJ ini memberikan ruang kepada generasi muda Indonesia untuk memahami langsung cara pandang seorang pemimpin global. Macron menekankan pentingnya kolaborasi internasional, dialog antarbudaya, dan peran pemuda dalam menghadapi krisis dunia. Ia juga menyinggung Francophonie, organisasi negara-negara berbahasa Prancis, dan membuka peluang Indonesia untuk ikut terlibat lebih aktif dalam jaringan tersebut.

Jika UNJ mewakili aspek sipil dan intelektual dari bangsa, maka Akademi Militer Magelang menjadi representasi aspek pertahanan. Pada 29 Mei 2025, Macron dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama-sama mengunjungi institusi militer ini. Kunjungan tersebut mempertegas posisi Prancis sebagai mitra strategis dalam bidang pertahanan, khususnya dalam transfer teknologi dan pelatihan militer.

Kedatangan kedua kepala negara di Akmil disambut dengan upacara militer dan parade kehormatan. Macron dan Prabowo meninjau laboratorium bahasa Prancis, yang selama ini digunakan oleh taruna-taruni sebagai persiapan sebelum menjalani pelatihan di Prancis. Ini menunjukkan bahwa kerja sama tidak hanya sebatas jual beli alutsista, tetapi juga menyentuh aspek penguatan SDM pertahanan Indonesia. (Sumber: Akmil.ac.id, 2025)

Acara makan siang bersama taruna di Ruang Makan Husein juga menjadi momen menarik. Dengan diawali pemukulan lonceng oleh Prabowo, Macron duduk bersama para taruna, menunjukkan pendekatan informal yang menghormati nilai-nilai militer Indonesia. Makan siang ini bukan hanya simbol kehormatan, tapi juga bentuk nyata hubungan antarmanusia dalam kerangka diplomasi militer. (Sumber: Detik News, 2025)

Transisi dari UNJ ke Akmil memperlihatkan dua sisi penting dari pembangunan nasional: pendidikan dan pertahanan. Macron secara strategis menempatkan kunjungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap dua institusi kunci dalam menjaga masa depan Indonesia. Ia tidak sekadar bertemu pemimpin politik, tetapi juga generasi penerus bangsa.

Dari sisi diplomasi pendidikan, kunjungan ke UNJ telah membuka peluang baru kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dan Prancis. Program pertukaran pelajar, kolaborasi riset, hingga beasiswa dari pemerintah Prancis diperkirakan akan meningkat pasca-kunjungan ini. UNJ pun mendapatkan momentum untuk memperluas jaringan internasionalnya.
(Sumber: UNJ.ac.id, 2025)

Sementara itu, kunjungan ke Akmil memberikan dorongan tambahan pada kerja sama pertahanan kedua negara. Prancis, yang selama ini menjadi pemasok alutsista bagi TNI seperti jet tempur Rafale, memperlihatkan komitmennya dalam mendukung pengembangan profesionalisme militer Indonesia melalui pelatihan dan pendidikan.

Dalam konteks hubungan antarbangsa, kunjungan Macron bisa disebut sebagai bentuk soft power diplomacy yang cerdas. Ia tidak hanya berbicara kepada pemerintah, tetapi langsung menyapa masyarakat dan institusi pendidikan serta militer. Ini menunjukkan bahwa hubungan bilateral tidak harus selalu kaku, tetapi bisa dibangun melalui dialog, kehangatan, dan penghargaan terhadap budaya lokal.

Kunjungan ini juga memberi pelajaran penting bagi mahasiswa dan taruna: bahwa mereka bukan sekadar penerima informasi, tetapi juga agen perubahan global. Bertemu langsung dengan pemimpin dunia seperti Macron menjadi pengalaman yang memperluas cakrawala berpikir dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam arena internasional.

Reaksi publik terhadap kunjungan ini sangat positif. Media sosial dipenuhi dokumentasi antusiasme mahasiswa UNJ, sedangkan pemberitaan media nasional menyoroti sisi humanis dari Macron. Ini memperlihatkan bahwa diplomasi yang menyentuh langsung masyarakat memiliki daya resonansi yang lebih luas dan tahan lama. Dari sudut pandang jangka panjang, kunjungan ini akan menjadi referensi penting dalam studi hubungan internasional dan diplomasi antarnegara. Kolaborasi Indonesia-Prancis di bidang pendidikan dan pertahanan akan semakin terstruktur dan berdampak nyata jika ditindaklanjuti dengan program-program konkret.

Dengan demikian, kunjungan Emmanuel Macron bukan sekadar lawatan kenegaraan biasa. Ia adalah manifestasi dari diplomasi yang hidup, yang menyentuh intelektualitas dan semangat kebangsaan. Baik di UNJ maupun di Akmil, Macron telah menanam benih kerja sama yang jika dipelihara dengan baik, akan tumbuh menjadi kemitraan jangka panjang yang menguntungkan kedua negara.

Referensi

  • Universitas Negeri Jakarta. (2025). Presiden Emmanuel Macron Kunjungi UNJ. https://unj.ac.id/presiden-emmanuel-macron-kunjungi-unj
  • Kompas. (2025). Macron Disambut Pelajar di UNJ. https://nasional.kompas.com/read/2025/05/28/16433701
  • Detik Edu. (2025). Insiden Mic saat Macron di UNJ. https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7938351
  • Akademi Militer. (2025). Kunjungan Presiden Prancis ke Akmil. https://www.akmil.ac.id/berita/presiden-ri-dan-presiden-prancis
  • Detik News. (2025). Macron Makan Siang Bareng Taruna Akmil. https://news.detik.com/berita/d-7939731

 Penulis: Alfikri Muhammad Haikal (STB.5255), MPB – Politeknik Pengayoman Indonesia

Editor: Nur Ardi, Tim Edisikini.com