EDISIKINI.COM, MAGELANG – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran sentral dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024 terdapat sekitar 83,3 juta pelaku UMKM yang berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional.
Kontribusi ini sangat signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Namun, meski peran UMKM sangat krusial, banyak pelaku usaha menghadapi berbagai tantangan yang menghambat potensi penuh mereka, seperti pengelolaan keuangan yang tidak optimal, keterbatasan akses modal, dan kebutuhan mendesak untuk berinovasi serta mengadopsi teknologi digital untuk tetap kompetitif di pasar.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi UMKM adalah kurangnya sistem pencatatan keuangan yang memadai. Banyak pelaku usaha masih menggunakan metode manual yang kurang efisien dan rentan terhadap kesalahan, sehingga menyulitkan mereka dalam memantau kesehatan finansial usaha mereka dan mengambil keputusan strategis yang tepat.
Hal ini sering kali menghambat keberlangsungan dan perkembangan usaha, mengingat pencatatan keuangan yang akurat dan teratur adalah kunci untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan bisnis.
Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa TIM II KKN Universitas Diponegoro, Semarang, melaksanakan inisiatif penting di Desa Cokro, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang dengan memberikan pelatihan dalam pencatatan keuangan berbasis aplikasi BukuKas pada Jumat (5/08/2024).
Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan pelaku UMKM dengan alat digital yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pencatatan keuangan usahanya.
Aplikasi BukuKas adalah solusi digital yang menyediakan platform pencatatan keuangan secara gratis, memungkinkan UMKM untuk memantau arus kas, mencatat transaksi, dan menghasilkan laporan keuangan yang lengkap dan akurat dengan mudah.
Aplikasi BukuKas menawarkan berbagai fitur yang sangat berguna bagi UMKM, seperti kemampuan untuk membuat laporan keuangan secara otomatis, melacak pendapatan dan pengeluaran, serta menyusun anggaran dengan lebih efektif.
Dengan adanya fitur-fitur ini, pelaku UMKM dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan usaha secara real-time, dapat membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik dan strategis.
Program pendampingan ini dipandu oleh Hera Huga Marsha, mahasiswa Teknik Industri S1 Universitas Diponegoro, yang memberikan edukasi mengenai pentingnya pencatatan keuangan yang sistematis dan penggunaan aplikasi BukuKas.
Pada tanggal 5 Agustus 2024, Hera Huga Marsha mengadakan sesi pelatihan di dua UMKM di Desa Cokro, yaitu UMKM Geprek dan UMKM Pisang Kembung. Pelatihan ini mencakup pengenalan aplikasi BukuKas, demonstrasi cara penggunaan aplikasi, serta praktek langsung bagi para pelaku usaha.
Selama pelatihan, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dan aktif berpartisipasi dalam diskusi. Mereka sangat mengapresiasi fitur otomatis dalam aplikasi BukuKas, yang dianggap sangat membantu dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Seorang pemilik usaha Pisang Kembung ibu Reny menyampaikan, “Sebelumnya saya mencatat keuangan usaha pisang kembung hanya di buku, seadanya, jelek, kas masuk keluar saya catat. Saya Kepingin banget bisa nyatat by sistem. Jadi, saya tertarik sekali untuk diajari pembukuan keuangan digital.”
Antusiasme serupa juga ditunjukkan oleh pemilik UMKM Geprek Al-Falah yang menunjukkan minat besar dalam memanfaatkan fitur-fitur aplikasi BukuKas karena sebelumnya belum melakukan pembukuan keuangan atas usaha yang dimilikinya.
Melalui pendampingan ini, diharapkan pelaku UMKM dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola keuangan usaha mereka dengan efektif dan efisien.
Peningkatan kualitas pencatatan keuangan akan memungkinkan pelaku UMKM untuk mengevaluasi kesehatan finansial usaha mereka secara lebih akurat, yang pada gilirannya akan membantu mereka dalam mengambil keputusan strategis yang lebih informasional.
Selain itu, dengan pencatatan keuangan yang lebih baik, UMKM diharapkan dapat memperoleh akses permodalan yang lebih mudah, karena laporan keuangan yang akurat dan transparan akan meningkatkan kepercayaan investor dan lembaga keuangan.
Lebih dari sekedar memberikan solusi teknis, pendampingan ini bertujuan untuk membekali pelaku UMKM dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang. Di tengah era digitalisasi yang cepat, kemampuan untuk mengadopsi teknologi dan mengelola keuangan dengan baik menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha.
Oleh karena itu, inisiatif ini tidak hanya mendukung peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM di masa depan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tingkat lokal.
Editor: Nur Ardi