Mahasiswa KKN UNDIP Terapkan Tata Kelola Perpustakaan dengan Metode 5S/5R di MI Yati Wonokerto, Siswa Makin Antusias Membaca

Avatar photo
Mahasiswa KKN UNDIP Terapkan Tata Kelola Perpustakaan dengan Metode 5S/5R di MI Yati Wonokerto, Siswa Makin Antusias Membaca

EDISIKINI.COM, MAGELANG – Perpustakaan sekolah merupakan salah satu elemen/bagian penting dalam mendukung proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan.

Perpustakaan sekolah tidak hanya sekedar tempat untuk menyimpan buku saja, tetapi juga sebagai salah satu fasilitas penunjang akademik di sekolah ini.

Perpustakaan MI Yati di Desa Wonokerto baru saja menerapkan metode 5S/5R (Seiri/Ringkas, Seiton/Rapi, Seiso/Resik, Seiketsu/Rawat, Shitsuke/Rajin) untuk meningkatkan kerapian, kebersihan, dan efektivitas pemanfaatannya. Inisiatif ini datang dari Evo Meiliana Chrissinda mahasiswi KKN jurusan Teknik Industri Universitas Diponegoro (UNDIP) pada Rabu (31/07/24).

Program kerja monodisiplin berupa penerapan budaya 5S/5R ini dilakukan karena Evo Meiliana Chrissinda selaku mahasiswi KKN, melihat bahwa warga sekolah masih belum menerapkan budaya 5S/5R dalam menggunakan perpustakaan sekolah.

Terlebih lagi, tidak adanya staff khusus yang mengelola perpustakaan membuat perpustakaan sekolah, sehingga semakin tidak terawat dengan baik. Keterbatasan ruang pun turut mengalih fungsikan perpustakaan menjadi ruang serbaguna yang tidak hanya sebagai perpustakaan, tapi juga sebagai gudang penyimpanan.

Hal ini membuat banyaknya barang-barang berserakan di ruang tersebut. Sehingga, harapannya dengan penerapan budaya 5S/5R ini dapat membuat masing-masing fasilitas sekolah tetap produktif walaupun diletakkan dalam satu ruangan yang sama.

Penerapan 5S/5R ini perlu mendapatkan dukungan dari kepala sekolah MI Yakti Wonokerto, bapak-bapak/ibu-ibu guru MI Yakti Wonokerto, dan siswa MI Yakti Wonokerto dalam keberlangsungan progam tersebut dilaksanakan.

Penerapan 5S/5R diawali dengan melakukan tahap seiri/ringkas dengan memilah barang-barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, membuang barang-barang yang tidak diperlukan, lalu membersihkan ruangan dari kotoran dan debu.

Selanjutnya, dilakukan tahap seiton/rapi dengan melakukan penataan yang rapih untuk membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung perpustakaan.

Diterapkan prinsip tata letak yang rapi dan teratur pada barang-barang yang ada di ruang tersebut. Setiap rak buku diberi label yang jelas sesuai dengan kategori untuk memudahkan siswa dalam mencari dan menempatkan buku kembali setelah penggunaan.

Setelah itu, dilakukan tahap seiso/resik dengan melengkapi peralatan kebersihan dan juga memberikan pembelajaran/edukasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar kepada para warga sekolah khususnya siswa untuk turut serta menjaga kebersihan ruangan dengan tidak meninggalkan sampah di dalam ruangan dan membuangnya di tempat yang telah disediakan dan rutin membersihkan ruangan.

Kemudian, dilakukan tahap seiketsu/rawat dengan mengajak seluruh warga sekolah baik guru maupun siswa untuk ikut berperan dalam merawat lingkungan perpustakaan agar tetap terjaga dan memiliki suasana yang kondusif, menghindari merusak fasilitas yang ada, mengajarkan kepada siswa untuk hati-hati dalam membaca buku, menghindari dalam mencoret buku ataupun merobek. Dengan mengajarkan hal-hal tersebut dapat membuat kualitas dari setiap bahan pustaka terjaga.

Lalu yang terakhir, yaitu melakukan tahap shitsuke/rajin menjadi kunci dalam kesuksesan budaya 5S/5R. Melalui budaya kedisiplinan dan tanggung jawab, setiap warga sekolah secara aktif berpartisipasi dalam menjaga lingkungan perpustakaan tetap bersih dan tertata.

Pada tahap inibisa dilakukan dengan memberikan modul, melakukan sosialisasi pada murid dan guru, dan memasang poster terkait tentang budaya 5S/5R.

Setelah Dilakukan Implementasi 5S/5R pada Tahap Shitsuke/Rajin

Dari pelaksanaan program kerja monodisiplin ini, berdampak positif pada kualitas layanan perpustakaan, tetapi juga dapat meningkatkan minat baca dan pemanfaatan perpustakaan oleh para siswa.

Bukan hanya dampak fisik yang dirasakan tapi juga memberikan dampak pendidikan yang berarti bagi para siswa.

Siswa belajar tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui tindakan yang nyata. Program kerja monodisiplin KKN ini bukan hanya tentang menerapkan budaya 5S/5R dan membenahi ruangan perpustakaan, tapi juga tentang membentuk kesadaran dan membuat inspirasi terkait dengan perubahan positif.

Penulis : Evo Meiliana Chrissinda – Teknik Industri
Lokasi : Desa Wonokerto, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang

DPL    :

  1. Dr. Ir. Suzanna Ratih Sar, M. M, M. A
  2. Dito Aryo Prabowo, S. Psi, M. Psi
  3. Ir. Frida Purwanti, M. Sc

Editor: Nur Ardi, Tim Edisikini.com

Editor: Nur Ardi