EDISIKINI.COM, Tuban — Kelompok Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menyelenggarakan program sosialisasi literasi digital QRIS dan promosi digital bagi pelaku UMKM di Dusun Bongkol, Desa Sumurgung, Kabupaten Tuban.
Program unggulan ini diawali dengan Technical Meeting (TM) UMKM pada tanggal 6 Agustus 2025 di Balai Desa Sumurgung, yang dilanjutkan dengan sosialisasi literasi digital, dan bersamaan dengan pelaksanaan bazar UMKM yang berlangsung selama 4 hari (7-10 Agustus 2025).
Di tengah arus digitalisasi yang semakin masif, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dihadapkan pada tantangan baru untuk menyesuaikan strategi bisnis agar tetap relevan di era digital. Melihat kondisi ini, tim PMM yang terdiri dari 5 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mengambil inisiatif untuk memberikan edukasi kepada pelaku UMKM di Desa Sumurgung tentang pentingnya literasi digital, khususnya penggunaan QRIS dan strategi promosi digital.
“Masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital secara maksimal dalam kegiatan usahanya, terutama dalam hal promosi dan pemasaran. Padahal ini adalah peluang besar untuk bertumbuh dan menjangkau pasar yang lebih luas,” ungkap ketua tim PMM saat membuka acara sosialisasi.
Kegiatan dimulai dengan Technical Meeting (TM) UMKM pada tanggal 6 Agustus 2025, yang dilanjutkan dengan sosialisasi literasi digital QRIS pada pukul 19.00-21.00 WIB di Balai Desa Sumurgung. Acara ini dihadiri oleh 25 pelaku UMKM yang akan berpartisipasi dalam bazar desa.
Technical Meeting berfungsi sebagai koordinasi persiapan bazar, pembagian stand, dan penjelasan teknis pelaksanaan kegiatan. Setelah TM selesai, dilanjutkan dengan sosialisasi yang mencakup materi:
1. Pengantar Konsep QRIS
– Penjelasan tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai standar kode QR nasional untuk pembayaran digital
– Cara kerja QRIS yang universal, mudah, menguntungkan, dan langsung
– Demonstrasi penggunaan QRIS dengan dua mode: Merchant Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM)
2. Manfaat QRIS untuk UMKM
– Transaksi lebih cepat: Tidak perlu menghitung uang kembalian, transaksi selesai dalam hitungan detik
– Pencatatan otomatis: Setiap transaksi tercatat otomatis, memudahkan pembukuan dan pelaporan keuangan
– Jangkauan pelanggan luas: Menerima pembayaran dari berbagai aplikasi, menarik lebih banyak pelanggan
– Keamanan terjamin: Mengurangi risiko uang palsu atau pencurian
– Efisiensi biaya: Lebih hemat dibanding promosi offline dengan biaya merchant discount rate hanya 0,7%
3. Manfaat untuk Warga Desa
– Kemudahan bertransaksi tanpa membawa uang tunai dalam jumlah besar
– Akses keuangan bagi yang belum memiliki rekening bank
– Transaksi yang aman dan efisien
– Mendukung inklusi keuangan dan tabungan digital
Selain QRIS, tim juga memberikan pelatihan tentang promosi digital yang mencakup:
Pengertian Promosi Digital
Promosi digital adalah kegiatan pemasaran melalui media digital atau platform berbasis internet untuk memperkenalkan, menawarkan, dan memasarkan produk atau jasa. Platform yang dibahas meliputi media sosial (Instagram, Facebook, TikTok), marketplace (Shopee, Tokopedia), dan website lainnya.
Manfaat Promosi Digital:
– Menjangkau pasar lebih luas (tidak terbatas wilayah lokal)
– Hemat biaya dibanding promosi offline
– Interaktif dan real-time
– Meningkatkan branding secara profesional
– Tersedia data analitik untuk evaluasi strategi
Sebagai implementasi praktis dari sosialisasi, bazar UMKM dilaksanakan selama 4 hari (7-10 Agustus 2025) di Balai Desa Sumurgung, mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai. Sebanyak 25 UMKM lokal berpartisipasi dengan menjual berbagai produk unggulan desa seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, dan produk pertanian.
Setelah sosialisasi dan selama berlangsungnya bazar, tim PMM mencatat beberapa UMKM yang berhasil mengimplementasikan QRIS dalam transaksi bisnis mereka. Para pelaku usaha yang berhasil menerapkan QRIS melaporkan kemudahan dalam bertransaksi dan berkurangnya masalah terkait uang kembalian.
Meskipun sosialisasi berjalan lancar, tidak semua UMKM berhasil menggunakan QRIS. Beberapa faktor penghambat yang diidentifikasi antara lain:
1. Keterbatasan Infrastruktur Digital
– Sinyal internet yang tidak stabil di beberapa area desa
– Keterbatasan kepemilikan smartphone yang mendukung aplikasi pembayaran digital
– Akses internet yang masih terbatas di beberapa wilayah
2. Faktor Literasi Digital
– Tingkat literasi digital yang beragam di kalangan pelaku UMKM, terutama generasi yang lebih tua
– Kurangnya kepercayaan terhadap teknologi baru
– Kekhawatiran tentang keamanan transaksi digital
3. Kendala Administratif
– Beberapa UMKM belum memiliki dokumen lengkap seperti NPWP atau izin usaha yang dibutuhkan untuk pendaftaran QRIS
– Proses verifikasi yang memakan waktu dari penyedia layanan pembayaran
– Keterbatasan akses ke lembaga keuangan untuk proses pendaftaran
4. Faktor Ekonomi
– Kekhawatiran tentang biaya merchant discount rate 0,7% yang dianggap memberatkan margin keuntungan kecil
– Preferensi konsumen lokal yang masih dominan menggunakan uang tunai
– Volume transaksi yang relatif kecil sehingga manfaat QRIS belum dirasakan optimal
5. Aspek Sosial Budaya
– Kebiasaan bertransaksi menggunakan uang tunai yang sudah mengakar
– Kurangnya edukasi berkelanjutan setelah sosialisasi
– Resistensi terhadap perubahan cara berbisnis yang sudah dilakukan turun-temurun
Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim PMM merekomendasikan beberapa strategi:
– Pendampingan Intensif: Memberikan pendampingan berkelanjutan kepada UMKM yang mengalami kesulitan teknis
– Kolaborasi dengan Pemerintah Desa: Melibatkan aparatur desa untuk mendukung program digitalisasi UMKM
– Pelatihan Bertahap: Mengadakan pelatihan lanjutan dengan fokus pada aspek praktis penggunaan teknologi
– Kemitraan dengan Lembaga Keuangan: Memfasilitasi proses pendaftaran QRIS dengan melibatkan bank atau fintech terdekat
“Awalnya saya sama sekali tidak tahu cara membuat QRIS untuk usaha kebab, burger, dan sosis bakar saya. Tim PMM sangat membantu dengan menjelaskan step by step cara mendaftar QRIS melalui GoPay Merchant. Sekarang di stand UMKM saya sudah bisa menerima pembayaran digital dan lebih mudah dalam bertransaksi, terutama saat melayani pelanggan yang tidak membawa uang tunai,” ungkap Muhammad Azam, pemilik usaha kebab, burger, dan sosis bakar yang berhasil mengimplementasikan QRIS setelah mendapat pendampingan dari tim PMM.
Program PMM Universitas Muhammadiyah Malang di Desa Sumurgung ini merupakan langkah konkret dalam mendukung transformasi digital UMKM pedesaan. Meskipun masih ada tantangan dalam implementasi, antusiasme pelaku UMKM terhadap literasi digital menunjukkan potensi besar untuk pengembangan ekonomi desa berbasis teknologi.
“Sosialisasi dan pelatihan promosi digital yang kami bawakan ini bukan akhir dari segalanya, tapi justru jadi langkah awal menuju perubahan besar dalam cara UMKM menjalankan usahanya,” tutup tim PMM.
Dengan program ini, diharapkan UMKM di Desa Sumurgung dapat lebih kompetitif di era digital dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi desa yang lebih maju, terbuka, dan siap bersaing di pasar yang lebih luas.
Tim PMM Universitas Muhammadiyah Malang
Program Studi: Hukum
Lokasi: Dusun Bongkol, Desa Sumurgung, Kabupaten Tuban