Pengobatan Tradisional: Relevan atau Justru Ditinggalkan?

Avatar photo
Pengobatan Tradisional: Relevan atau Justru Ditinggalkan?
Titik Akupuntur dalam Anatomi Tubuh; (Dok. Penulis)

EDISIKINI.COM, Surabaya — Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan yang menjadi parameter tinggi atau rendahnya standar hidup seseorang. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup bagi setiap orang sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.

Pembangunan kesehatan telah diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional yang dapat dilaksanakan dalam bentuk fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tradisional adalah salah satu dari 17 upaya kesehatan yang dimaksud pada Pasal 48 dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh, serta berkesinambungan.

Pengobatan tradisional merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang perlu dibanggakan karena dapat meningkatkan nilai lebih pada pembangunan kesehatan dan meningkatkan taraf perekonomian. Hal tersebut dikarenakan pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat-obatan sebagai media pengobatan.

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pengobatan tradisional sebagai upaya pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat dan mendukung upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat obat herbal. Pengobatan tradisional juga diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 Butir 16 “Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.”

Terdapat perbedaan antara pengobatan tradisional dan pengobatan modern diantaranya, yaitu pengobatan tradisional memanfaatkan tanaman obat-obatan alami sebagai bahan dasar pembuatan obat dan dilakukan secara sederhana berdasarkan pengalaman pengobatan tradisional. Sedangkan, pengobatan modern dilakukan menggunakan obat-obatan yang di dalamnya mengandung bahan-bahan kimia dan dilakukan menggunakan peralatan canggih dalam melakukan rangkaian kegiatan pengobatan.

Berdasarkan data dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masyarakat yang mengonsumsi obat-obatan tradisional baik di pedesaan atau perkotaan adalah 59,12%. Selain itu, pada daerah tertentu, obat-obatan tradisional masih menjadi pilihan pertama dan satu-satunya pengobatan yang tersedia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap pengobatan tradisional masih tergolong positif karena terlihat dari data pada penelitian yang telah dilakukan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan pengobatan tradisional sarana penyembuhan.

Layanan Pengobatan Tradisional di RS Universitas Airlangga (Dok. Penulis)

Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pengobatan tradisional didasarkan oleh manfaat yang bahan alami yang digunakan sebagai bahan pengobatan. Obat tradisional yang terbukti berkhasiat dikembangkan dan digunakan dalam upaya kesehatan. Manfaat dari teknik pengobatan tradisional dapat diperoleh dari pelayanan kesehatan dimana sistem pengobatan yang diberikan berlandaskan pada filosofi dan konsep dasar hidup manusia seutuhnya. Pengobatan tradisional memiliki konsep “back to nature” yang diyakini oleh masyarakat bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan pengobatan modern.

Universitas Airlangga mendukung pengobatan tradisional melalui pendidikan Program Studi Pengobat Tradisional, yang terintegrasi terhadap pelayanan kesehatan dan pengabdian masyarakat pada pendekatan holistik berbasis budaya. Pada Program Studi Pengobat Tradisional, mahasiswa akan diberikan pemahaman tentang topik akupuntur, pijat, herbal, dan nutrisi. Rumah Sakit Universitas Airlangga juga memiliki Poli BATTRA yang menjadi wadah bagi mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan tradisional. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa lulusan Program Studi Pengobat Tradisional, Universitas Airlangga memiliki prospek kerja yang sangat luas pada bidang kesehatan Tradisional, seperti PNS atau kontrak kerja pada dinas kesehatan, mendirikan homecare, atau menjadi wirausaha di bidang produk herbal.

Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa pengobatan tradisional khususnya yang menggunakan tanaman obat tetap relevan pada saat ini, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik bersama pihak yang terkait pengobatan tradisional yang didukung oleh peran pemerintah agar pengobatan tradisional dapat dijadikan sebagai solusi kesehatan masyarakat.

Referensi:

Ayuningtyas, S. M., Amrullah, A. W. & Ardya, H. (2023). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Obat Tradisional Dan Obat Modern Dengan Tindakan Pemilihan Obat Untuk Swamedikasi Di Kalangan Masyarakat Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen. Jurnal Medika Nusantara. 1(4): 119-138.

Iqbal, M., Ramdini, D. A., Triyadi, R., & Suharmanto. (2022). Preferensi Penggunaan Obat Tradisional dan Obat Modern pada Masyarakat Desa Umbul Natar Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Unila. 6(2): 94-105.

Jennifer, H., & Saptutyningsih, E. (2015). Preferensi Individu Terhadap Pengobatan Tradisional di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 16(1): 26-41.

Sudirman, & Skripsa, T. H. (2020). Pemanfaatan Pelayanan Pengobatan Tradisional (Batra) Sebagai Role Model Back To Nature Medicine di Masa Datang. Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat. 1(1): 45-50.

Penulis: Shinta Jihan Faradillah adalah Mahasiswi Baru yang menempuh pendidikan di Fakultas Vokasi Program Studi Pengobat Tradisional, Universitas Airlangga. Penulis merupakan peraih Golden Ticket Universitas Airlangga tahun 2025.

Editor: Nur Ardi, Tim Edisikini.com