Salah satu fase usia manusia yang menjadi titik balik kedewasaan adalah saat ia memasuki usia 30-an. Pada titik ini seorang manusia diharapkan bisa lebih bijaksana dalam banyak hal termasuk ketika mengelola keuangan. Sayangnya tidak semua orang dapat melakukannya, termasuk dari anak muda.
Berbicara mengenai mengelola keuangan memang tak mudah. Di usia 30-an ada beberapa kesalahan finansial yang kerap kali dialami oleh anak muda. Berikut ini adalah tulisannya.
Tidak menabung karena merasa pendapatan kurang
Kesalahan pertama yang biasanya dilakukan oleh anak muda adalah mereka senang menunda untuk menabung. Dengan alasan gaji belum cukup, mereka pun membela diri bahwa tidak menyisihkan uang untuk tabungan adalah hal yang wajar. Padahal budaya menabung sangat penting dibiasakan jika ingin memiliki keuangan yang mapan di masa depan.
Sebagai seorang yang sedang mengawali karir, Moola memahami jika kamu tidak bisa langsung menabung dalam jumlah besar. Tapi bukan berarti kamu boleh tak menabung sama sekali. Karena itu setidaknya menurut beberapa literatur keuangan di luar negeri setiap bulan idealnya kamu harus menyisihkan 10% dari pendapatan untuk tabungan. Kelak tabungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di masa mendatang.
Lebih banyak menggunakan uang untuk kesenangan sesaat
Selain kurangnya kesadaran untuk menabung, kekeliruan finansial yang banyak dilakukan oleh anak muda menjelang usia 30-an adalah mereka banyak menggunakan uang untuk kesenangan sesaat. Kamu yang memiliki gaji sendiri mungkin merasa boleh memakai dana untuk memenuhi keinginan tapi kurang memperhitungkan manfaat dari apa yang kamu beli tersebut.
Mulai dari terlalu sering belanja, hangout, sampai membeli gadget terbaru yang sebetulnya tak terlalu perlu sering kamu lakukan. Kebiasaan ini membuat kamu sulit mengumpulkan tabungan padahal menyimpan uang itu perlu. Tentunya Moola tidak melarangmu menggunakan uang untuk menyenangkan diri. Tapi ada baiknya sebelum mempergunakan uang untuk kesenangan pribadi kamu juga melihat manfaatnya.
Kurang memiliki rencana keuangan yang jelas
Kekeliruan lainnya yang juga kerap dilakukan oleh kawula muda adalah mereka tidak memiliki rencana keuangan yang baik. Ya mungkin kamu telah memiliki rencana keuangan tapi sayangnya itu hanya untuk mengatur pengeluaran harian dan bukan rencana jangka panjang. Padahal mempunyai rencana keuangan yang jelas sangatlah diperlukan jika ingin mencapai kemapanan finansial.
Saat sudah bekerja dan memiliki gaji bulanan Moola sarankan kamu memiliki rencana keuangan yang meliputi: rencana jangka pendek, menengah, dan juga panjang. Rencana jangka pendek yang dimaksud di sini adalah berapa besar setiap bulannya kamu harus menabung, investasi jangka menengah seperti apa yang ingin dipunya, hingga untuk rencana panjang adalah simpanan di hari tua yang kamu inginkan. Dengan memiliki rencana keuangan yang baik kamu pun bisa lebih bijaksana dalam mengelola gaji yang didapatkan.
Malas mencatat pengeluaran
Mencatat pengeluaran harian mungkin belum menjadi kebiasaan dari kebanyakan orang. Selain cukup merepotkan banyak orang merasa hal ini kurang ada manfaatnya. Apalagi kalau kamu adalah tipe orang sibuk yang memang tidak sempat mengurusi hal mendetail seperti ini. Namun sebetulnya pencatatan pengeluaran diperlukan untuk melihat sirkulasi keuanganmu sendiri. Lantas apa kegunaannya untuk kita?
Gunanya adalah untuk mengetahui kemana saja uangmu pergi. Lebih jauh lagi hal ini berguna untuk membantumu mengenali pos-pos pengeluaran yang menghabiskan dana tapi sebetulnya tidak terlalu penting.Tidak berbeda jauh dengan catatan keuangan di perusahaan, catatan keuangan pribadi juga akan membantumu melihat apakah pengeluaran yang kamu lakukan seimbang dengan pemasukan yang ada.
Tidak tegas pada diri sendiri
Hal keliru lainnya yang juga banyak dilakukan oleh anak muda sebelum usia 30 adalah mereka tidak tegas pada diri sendiri. Kamu bisa jadi telah mempunyai batas pengeluaran harian tapi sayangnya kamu justru tidak kuat godaan. Misalnya agar bisa menabung kamu maksimal dalam sehari menetapkan budget sebesar Rp.50.000 untuk makan dan biaya transportasi tapi pada kenyataannya kamu sering tak patuh karena tergoda ajakan nongkrong teman.
Sikap tidak tegas tersebut tentu membuat rencana keuanganmu berantakan. Kamu yang seharusnya bisa menabung sebesar 10% dari penghasilan bisa saja gagal melakukannya karena sikap tidak tegas tadi. Karena itu saran Moola kamu harus dapat bersikap tegas. Kalau memang telah menetapkan budget harian bersikap displin dan konsistenlah terhadap anggaranmu sendiri agar rencana keuangan bisa terpenuhi.
Penggunaan kartu kredit yang tidak tepat
Banyak orang mengatakan jika kita menggunakan kartu kredit akan membuat terjebak dalam hutang. Dalam level yang lebih jauh kita pun nantinya bisa jadi kerepotan. Di satu sisi anggapan tersebut bisa jadi benar tapi juga bisa salah. Penggunaan kartu kredit yang tidak tepatlah yang membuat kita terkena malapetaka. Sebaliknya jika kita memanfaatkannya untuk hal benar kartu kredit bisa mendatangkan untung besar.
Misalnya kamu memanfaatkan kartu kredit untuk membayar jasa transportasi yang memberikan diskon pada pengguna credit card, membayar tiket pesawat, atau untuk mendapatkan fasilitas tertentu yang justru membuatmu berhemat. Jika digunakan untuk hal-hal seperti ini Moola yakin penggunaan kartu kredit justru menguntungkan. Tapi kalau kamu menggunakannya sekadar untuk memuaskan hasrat belanja atau hangout inilah yang justru membuatmu rugi besar.
Menyepelekan pengeluaran-pengeluaran kecil
Kesalahan terakhir adalah menyepelekan pengeluaran-pengeluaran kecil. Apa maksudnya? Maksudnya adalah tanpa sadar kamu menganggap bahwa mengeluarkan uang yang nominalnya kecil tidaklah berpengaruh pada keuanganmu. Padahal kalau ditelisik lebih jauh pengeluaran macam ini tetap akan memiliki implikasi pada neraca keuangan yang kamu punya.
Kamu mungkin tidak berat mengeluarkan uang Rp.2.000 untuk parkir saat berbelanja di mini market terdekat yang sebetulnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dirimu berpikir “Ah cuma segitu doang” yang akhirnya membuatmu teledor dan tidak berhitung bahwa kalau diakumulasikan pengeluaran kecil tersebut bisa jadi besar. Nah kebiasaan macam inilah yang sering luput dari perhatian dan pada akhirnya membuat pengeluaranmu jadi besar. (PRI)